Sabtu, 21 Maret 2015

Proporsisi dan Jenis-jenisnya


Pengertian proposisi
-Suatu pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh dan utuh.
– Pernyataan tentang hubungan yang terdapat diantara 2 term.
– Hasil kegiatan akal budi manusia dimana dia mengakui atau memungkiri terhadap suatu objek.
Unsur-Unsur Proposisi
Subjek                       ~>  sesuatu hal yang dapat diakui atau dipungkiri.
Predikat                     ~> apa yang diakui atau dipungkiri tentang subjek.
Kopula                       ~>  yang menghubungkan antara subjek dan pre
Kuantor/Quantifier   ~> pembilang yang menunjukan lingkungan yang dimaksudkan oleh subjek yang dapat berbentuk universal/partikuler yang sekaligus juga menunjukan kuantitas pernyataan.
JENIS-JENIS PROPOSISI
  1. Proposisi kategorik/proposisi subjek-predikat ~> Proposisi yang terdiri atas subjek dan predikat. Dalam proposisi kategorik, predikat mengafirmasi atau menegasi subjek .
Contoh:
–       Jendral Soedirman adalah seorang pejuang
–       Akhmad Albar bukan seorang mentri
  1. Proposisi afirmatif/proposisi positif ~> proposisi kategorik yang mengafirmasikan atau mengiakan adanya hubungan antara subjek dan predikat, dalam hal ini diakui pula bahwa subjek menjadi bagian dari predikat
Contoh :
–       Aristoteles adalah ahli logika
–       Semua manusia adalah makhluk yang berakal budi
  1. Proposisi negatif ~> proposisi kategorik yang menegasi atau mengingkari adanya hubungan antara subjek dan predikat.
Contoh :
–       Sebagian politisi tidaklah licik
–       Komputer bukanlah tempat duduk
  1. Proposisi Universal ~> proposisi kategorik yang menggunakan pembilang/quantifier yang bersifat universal (semua, tiap-tiap, masing-masing, setiap, siapa pun juga, apa pun juga)
Contoh :
–       Beberapa mahasiswa adalah anak orang kaya
–       Sebagian mobil bergardan ganda
  1. Proposisi atomik ~> proposisi yang hanya terdiri atas satu peryataan dan mengacu kepada nama diri atau juka menggunakan kata ganti, maka akan menggunakan penunjuk ini atau itu.
Contoh :
–       Agus Sudrajat adalah mahasiswa Fisip UNSIL.
–       Orang ini adalah pencopet
  1. Proposisi asertorik ~> proposisi yang membenarkan bahwa subjek adalah sesuai dengan penjelasan yang diberikan oleh predikat. Dengan kata lain, apa yang disebutkan oleh predikat mengenai subjek memang benar adanya.
Contoh :
–       Semua guru adalah pendidik
–       Semua ular adalah binatang melata.
  1. Proposisi apodiktik ~> proposisi yang merupakan kemestian kebenaran dari penjelasan yang diberikan oleh predikat terhadap subjek berdasarkan pertimbangan akal budi semata.
Contoh :
–       Lima adalah sepuluh dibagi dua
–       Semua segitiga adalah bersisi tiga
  1. Proposisi empirik ~> proposisi yang didasarkan pada pengamatan dan pengalaman.
Contoh :
–       Suhartono adalah karyawan yang paling setia di kantor ini
–       Petrus adalah teman saya yang telah menderita penyakit ginjal selama sepuluh tahun
  1. Proposisi majemuk ~> proposisi yang mengandung lebih dari satu pernyataan yang terlihat pula lewat subjek atau predikat yang berjumlah lebih dari satu.
Contoh :
–       Agus adalah orang yang bijaksana dan rajin (Agus adalah orang yang bijaksana, Agus adalah orang yang rajin)
  1. Proposisi disjungtif ~> proposisi majemuk yang menegaskan bahwa pada waktu yang bersamaan dua buah proposisi tidak dapat kedua-duanya benar atau kedua-duanya salah. (selalu menggunakan kata atau).
Contoh :
–       Agus atau Erwin adalah pemimpin sejati
Hanya ada proposisi yang benar :
–       Agus adalah pemimpin sejati, atau
–       Erwin adalah pemimpin sejati.
  1. Proposisi konjungtif ~> proposisi majelmuk yang menegaskan bahwa dua predikat yang dihubungkan dengan subjek yang sama pada waktu yang sama tidak mungkin kedua-duanya benar. Hanya satu yang benar. (biasanya menggunakan kata “….sekaligus……. dan….”.
  2. Proposisi kondisional ~> proposisi majemuk yang bersyarat, yang ditunjukan oleh kata-kata “jika, apabila…….maka
  3. Proposisi komparatif ~> proposisi majemuk yang membandingkan dua subjek yang dihubungkan oleh suatu predikat.
  4. Proposisi problematik ~> proposisi yang predikatnya hanyalah merupakan kemungkinan bagi subjek.
  5. Proposional relasional ~> proposisi yang mengafirmasi atau menegasi hubungan antara dua hal atau dua subjek.
  6. Proposisi eksponibel ~> proposisi yang tampaknya tidak jelas apakah ia merupakan proposisi tunggal atau proposisi majemuk, namun sebenarnya adalah proposisi majelmuk.
  7. Proposisi ekseptif ~> proposisi yang subjeknya dijelaskan dengan kata “selain daripada”, “selain”, dan “kecuali”.
  8. Proposisi eksklusif ~> proposisi yang subjeknya dijelaskan dengan kata-kata ”semata-mata”, ”hanya” atau ”Cuma”.
  9. Proposisi tanpa pembilang ~> proposisi yang subjeknya tidak dijelaskan oleh kata pembilang.
SUMBER :

Penalaran dan Jenis-jenisnya


Penalaaran adalah proses kegiatan berfikir manusia melalui data, fakta atau empiris untuk pengambilan kesimpulan. Dengan kata lain penalaran adalah proses penafsiran fakta sebagai dasar untuk menarik kesimpulan
terdapat dua jenis penalaran :
  1. Penalaran Induktif
Adalah proses menarik kesimpulan yang berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus.
Dalam penalaran induktif pun masih terdiri dari 3 bentuk penalaran :
  1. Generalisasi
Adalah proses penalaran yang tidak sesuai dengan peristiwa individual dalam menuju kesimpulan umumnya.
Contoh :
–          Bunga mawar terlihat cantik, dan baunya harum.
–          Bunga melati bunga yang cantik dan baunya harum.
Generalisasi : Semua bunga cantik berbau harum
Pernyataan “Semua bunga cantik berbau harum” hanya memiliki tingkat kebenaran yang masih mungkin, karena kebenarannya pun juga belum diselidiki. Contoh kesalahan : Bunga bangkai juga cantik, namun baunya tidak harum.
Jenis-jenis generalisasi :
– Generalisasi tanpa loncatan induktif
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi atas dasar penyimpulan yang telah diselidiki.
Contoh: data survey LSM
– Genrealisasi dengan loncatan induktif
Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki
diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
contoh: Hampir seluruh partai mendapat pendapatan dari hasil korupsi
2. Analogi
Adalah cara penarikan kesimpulan dari sebuah penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat sama. Analogi memiliki empat fungsi, yakni :
1)   Membandingkan beberapa orang yang memiliki kesamaan sifat
2)   Meramalkan kesamaan
3)   Menyingkapkan kekeliruan
4)   Mengklasifikasi
Contoh :
Jangan kita seperti katak dalam tempurung, yang kita merasa hebat dalam wilayah kita sendiri, namun sebenarnya kita belumlah apa-apa karena masih banyak yang belum kita ketahui di luar sana.
Ada 2 macam analogi,yaitu :
1. Analogi Induktif
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.
Contoh analogi induktif :
Timnas Indonesia lolos dalam semifinal piala asia dengan demikian timnas Indonesia akan masuk piala dunia di tahun mendatang dengan berlatih setiap hari.
2. Analogi Deklaratif
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
contoh analogi deklaratif :
deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.
3. Hubungan Kausal (Hubungan sebab-akbat)
Adalah penalaran yang didapat dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Penalaran hubungan kausal masih terdiri dari tiga macam lagi :
1)      Sebab – akibat : Andi tidak hati-hati dalam mengendarai sepeda motor, sehingga menjadikan ia mengalami kecelakaan.
2)      Akibat – sebab : Perut Ani sakit karena tadi pagi ia tidak sarapan.
3)      Akibat – akibat : Pak guru yang mengajar sejarah tidak berangkat ke sekolah, sehingga nanti pelajaran sejarah akan kosong.
  1. Penalaran Deduktif
Adalah suatu penalaran yang bermula dari peristiwa umum, yang telah diketahui dan diyakini kebenarannya, dan menghasilkan kesimpulan baru yang bersifat lebih khusus. Bentuk sederhana dari penalaran adalah silogisme, yaitu proses penalaran dimana dari dua pernyataan ditarik dalam satu pernyataa baru yang disebut konklusi.
Contoh :
Premis 1 : Jika matahari terik, maka jemuran akan kering
Premis 2 : Sekarang jemuran kering
Konklusi : Maka matahari terik
Jenis-jenis penalaran deduktif :
a) SILOGISME
Penalaran deduksi biasanya sering digunakan adalah silogisme. Silogisme adala penalaran secara tidak langsung. Dalam silogisme kita terdapat dua premis dan satu premis kesimpulan. Kedua premis itu adalah premis umum/premis mayor dan premis khusus/premis minor. Dari kedua premis tersebut kesimpulan dirumuskan.
Rumus menentukan kesimpulan sebagai berikut :
PU : semua A = B
PK : C = A
K : C = B
Contoh : PU : Semua hewan yang mempunyai telinga berkembang biak dengan melahirkan
PK : Rusa memiliki telinga
K : Rusa tentu berkembang biak dengan
B.  ENTINEM
Entinem adalah silogisme yang dipersingkat, hanya terdiri dari premis khusus dan kesimpulan. Entimen mengandung penyimpulan sebab akibat dari kedua preposisi tersebut, yaitu preposisi khusus (premis khusus) merupakan sebab bagi apa yang terkandung di dalam preposisi kesimpulan
Contoh :
Silogisme kategorial : PU : Semua dosen (A) adalah lulusan perguruan tinggi (B)
PK : Bapak Budi C adalah seorang dosen (A)
K : Bapak Budi C adalah seorang dosen (B)
Entinem : Bapak Budi adalah lulusan perguruan tinggi ia seorang dosen
K PK
SUMBER :